Jumat, 23 Desember 2011

Profil Kecamatan Sebangau Kuala

Kecamatan Sebangau Kuala terletak di antara garis khatulistiwa antara 2,130LU s/d 3,300LS dan 2,450BB s/d 0,000BT. Luas wilayah Kecamatan Sebangau Kuala mencapai 3.801 Km2 atau 380.100 Ha (42,25 persen dari luas Kabupaten Pulang Pisau sebesar 8.991 Km2). Wilayah ini berpotensi untuk Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Reboisasi Kehutanan.

Wilayah Kecamatan Sebangau Kuala terdiri dari sungai/kanal, rawa dan perairan laut. Wilayah daratan mempunyai ketinggian dari permukaan air laut berkisaran antara  0-25 meter.

Kecamatan Sebangau Kuala pada umumnya termasuk daerah yang beriklim tropis dan lembab, dengan temperatur sekitar 210C s/d 230C dan maksimal mencapai 360C. Intensitas sinar matahari pada umumnya tinggi dan sumber air cukup banyak, sehingga menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan tebal yang menyebabkan terjadinya curah hujan yang sangat tinggi pada setiap tahunnya.

Sebangau Kuala merupakan kawasan hutan lindung yang ditetapkan oleh WWF dan sebagai kawasan taman nasional. Berpeluang untuk pengembangan : Wisata alam, pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI), pemanfaatan lahan tidur/kritis. Potensi Bidang Perkebunan yang strategis dikembangkan untuk penanaman modal oleh pihak investor di bidang perkebunan antara lain : Budidaya pengembangan kelapa sawit melalui pola kemitraan/plasma dan budidaya pengembangan tanaman karet.

Merupakan wilayah terjauh dari Kabupaten Pulang Pisau yang menyebabkan wilayah ini agak terisolir dari kecamatan lainnya, dan jarak yang jauh tersebut menyebabkan biaya perjalanan menjadi sangat mahal. Terdiri dari 8 (delapan) desa terletak di antara 3 (tiga) aliran sungai Das Kahayan, Das Sebangau dan Das Katingan menyebabkan sebagian besar daerahnya hanya dapat dijangkau melalui jalan sungai. Sedangkan akses jalan darat masih dalam tahap perbaikan.

Dalam komposisi jumlah penduduk yang ada, sebagian masyarakat hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SLTP. Penduduk di wilayah Kecamatan Sebangau Kuala lebih banyak mengandalkan hasil alam dari pertanian, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara lebih baik dan sehat. Akibat dari hal tersebut kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan yang layak juga kurang terpenuhi di samping keterampilan dan modal yang kurang mendukung juga.

Read more »